Pernahkah Anda menerima pesan yang dikirimkan dari KEMKOMINFO pada saat HUT Kemerdekaan RI yang ke-70 ? yang berisi “Ayo Berubah Total, Menuju Bangsa yang Berintegritas, Etos Kerja Tinggi dan Semangat Gotong Royong”.
Menurut saya, kalimat ini sangat bisa diterapkan di Samudera Indonesia, sebab sehebat dan sebanyak apapun strategi bisnis yang diusulkan dan dibuat oleh pakar-pakarnya, tidak akan bisa tercapai dan berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan apabila ketiga hal tersebut tidak ada di dalam diri dari masing-masing individu.
Pribadi yang berintegritas akan melakukan tanggung jawabnya dengan baik dan tidak mau kompromi dengan kecurangan-kecurangan yang ada. Dengan begitu, akan memiliki rasa percaya diri dan mental yang kuat pula. Selain mampu bersaing dengan kompetitor, tentunya akan mampu berpikir lebih kritis dan menolak bentuk-bentuk imperialisme modern yang masih terjadi di sekitar kita. Saya percaya jika suatu saat nanti kita memiliki bukan hanya inteligensi yang tinggi, namun juga moral yang baik dan mental yang kuat, perubahan yang revolusioner pun akan serta-merta terwujud di perusahaan ini.
2. Etos Kerja
Semua kebiasaan, baik berlandaskan etika yang harus dilakukan di tempat kerja, seperti: disiplin, jujur, tanggung jawab, tekun, sabar, berwawasan, kreatif, semangat, mampu bekerja sama, sadar lingkungan, loyal, berdedikasi, bersikap santun. Seseorang betapa hebat kepandaian atau kecakapannya, tetapi tidak jujur atau tidak bertanggung jawab, tidak disiplin atau tidak loyal, apalagi tak mampu bekerja sama, pasti merugikan perusahaan. Dan hal ini tentu tidak dikehendaki siapapun akan terjadi. Tanpa etos kerja tinggi seperti disebutkan di atas perusahaan tak mungkin meningkatkan produktivitas sebagaimana yang diharapkan sehingga kinerja (performance) sangatlah ditentukan oleh etos kerja.
3. Gotong royong atau Bekerja Sama
Bagaimana mungkin seorang individu dapat melepaskan diri dari keinginan untuk berkompetisi? Bukankah bekerja sama dengan sesama pemain atau pesaing bisa jadi menumpulkan peluang untuk menang dalam kompetisi? Setiap unit bisnis harus mampu memahami peran serta kontribusi yang diharapkan bagi terciptanya kinerja perusahaan secara keseluruhan sehingga cara pandang parsial hendaknya secara perlahan mulai ditinggalkan. Tidak lagi bersaing melawan unit bisnis lain dalam organisasi yang sama, melainkan saling bersinergi demi terciptanya inovasi yang berdaya saing bagi perusahaan.
Mari bersama kita mulai menerapkan tiga hal tersebut dari diri sendiri. Tidak sekadar menjadi baik saja tetapi menjadi lebih bernilai positif. |
Friday, September 25, 2015
Ayo Berubah Total, Menuju Bangsa yang Berintegritas, Etos Kerja Tinggi dan Semangat Gotong Royong
Tuesday, August 4, 2015
Jangan Menghardik
Pernahkah kita benar-benar menyadari apa alasan kuat yang membuat marah? Satu menit yang lalu semuanya baik-baik saja dan satu menit kemudian muncul emosi hingga ingin meledak menjadi amarah? Kemarahan adalah respon fisik yang normal dan sehat. Semua orang pernah berada di titik tersebut tetapi yang membedakan adalah bagaimana cara mengatasi atau mengendalikannya. Pahami sedini mungkin, apa yang memicu emosi hingga bisa mengurangi kemarahan di luar kendali atau bijaklah saat kesal atau marah, terutama dalam kehidupan sehari-hari.
Saat kesal atau marah, komunikasi pun menjadi buruk. Bila kita menegur atau meminta sesuatu, sampaikan dengan baik. Janganlah menghardik. Meski kita memiliki hak untuk memerintah, tak seorang pun merasa telah membolehkan kita menghardik mereka. Hardikan itu mudah menggoyahkan harga diri pendengarnya. Ia memerahkan telinga, memadamkan muka dan menumbuhkan dendam. Menghardik adalah tindakan semena-mena yang dapat dilakukan pita suara kita. Jangan rancukan kewibawaan dengan suara yang hingar bingar. menghardik sama sekali bukan bagian dari kepemimpinan, karena hanya dilakukan oleh seseorang yang kehabisan cara dan bisa jadi putus asa.
Sesungguhnya suara terbaik adalah yang lembut dan santun terdengar, sedangkan suara seperti halilintar menggelegar tak terhiraukan. Apabila berada pada situasi yang tidak menyenangkan, ambillah waktu untuk menenangkan diri sehingga terhindar dari keadaan yang semakin buruk. Pemimpin sejati selalu menjadi sosok yang dikasihi oleh pengikutnya. maka sudah cukup bagi mereka berdeham perlahan, bukannya berteriak, menjerit-jerit tak tentu untuk menarik perhatian orang lain. Bagi mereka, menghardik hanya diperbolehkan pada satu saat saja yaitu untuk membangunkan dirinya sendiri yang mulai terlenakan oleh kekeliruan.
Saat kesal atau marah, komunikasi pun menjadi buruk. Bila kita menegur atau meminta sesuatu, sampaikan dengan baik. Janganlah menghardik. Meski kita memiliki hak untuk memerintah, tak seorang pun merasa telah membolehkan kita menghardik mereka. Hardikan itu mudah menggoyahkan harga diri pendengarnya. Ia memerahkan telinga, memadamkan muka dan menumbuhkan dendam. Menghardik adalah tindakan semena-mena yang dapat dilakukan pita suara kita. Jangan rancukan kewibawaan dengan suara yang hingar bingar. menghardik sama sekali bukan bagian dari kepemimpinan, karena hanya dilakukan oleh seseorang yang kehabisan cara dan bisa jadi putus asa.
Sesungguhnya suara terbaik adalah yang lembut dan santun terdengar, sedangkan suara seperti halilintar menggelegar tak terhiraukan. Apabila berada pada situasi yang tidak menyenangkan, ambillah waktu untuk menenangkan diri sehingga terhindar dari keadaan yang semakin buruk. Pemimpin sejati selalu menjadi sosok yang dikasihi oleh pengikutnya. maka sudah cukup bagi mereka berdeham perlahan, bukannya berteriak, menjerit-jerit tak tentu untuk menarik perhatian orang lain. Bagi mereka, menghardik hanya diperbolehkan pada satu saat saja yaitu untuk membangunkan dirinya sendiri yang mulai terlenakan oleh kekeliruan.
Menata Hati
Sebagai manusia yang sudah diberikan kemuliaan dibandingkan makhluk lainnya, seharusnya kita perlu banyak bersyukur karena kita telah dianugerahi kelebihan oleh Allah SWT. Kita berbeda dari makhluk lain, apa yang membuat kita berbeda adalah karena kita memiliki otak untuk berpikir dan hati untuk merasa. Dalam hidup kita harus bisa menata hati, agar hati ini dapat terjaga dari unsur negatif, sehingga hidup ini dapat dinikmati secara maksimal.
Hal yang sulit untuk dilakukan dalam menata hati adalah menahan untuk tidak mudah tersinggung oleh sikap maupun perkataan orang lain. Lalu sebenarnya apa yang membuat kita mudah tersinggung? Mari kita sama-sama lihat dan rasakan. Pernahkah hati kita merasa lebih tinggi dan merasa memiliki kemampuan yang lebih daripada orang lain? Misal kita merasa lebih pintar, lebih tampan, lebih cantik, berbuat lebih baik, lebih pintar, punya rejeki lebih, punya jabatan lebih baik. Apabila kita sering merasakan semua hal itu, maka bersiap-siaplah untuk selalu mudah tersinggung.
Cara utama untuk menata hati adalah dengan tidak merasa memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, simple but hard to do. Dua hal yang menyebabkan perkataan orang lain seolah menusuk dan menyakiti hati adalah karena “perkataan ” itu dianggap bermakna negatif dan hati kita menjadi terluka. Sebenarnya sederhana saja, untuk menjaga hati agar tidak mudah tersinggung adalah dengan menganggap semua perkataan itu bermakna positif.
Saatnya untuk membangun diri dengan menata hati ini sehingga tidak mudah tersinggung. Hati ini bersifat impersonal, misterius, sulit dikendalikan namun dapat menyentuh akal. Ada tiga cara untuk mengatasi supaya hati ini tidak mudah tersinggung yaitu dengan belajar melupakan, memaafkan dan memahami orang lain.
Tidak ada sesuatu yang buruk dan baik, pikiranmulah yang menciptakannya. - Hamlet
Wisata Perwasi ke Cirebon
Sesuai program kerja tahunan yaitu kunjungan untuk kebersamaan, Perwasi merealisasikan rencana untuk Wisata ke Cirebon kota Udang yang terkenal juga dengan batik trusmi dan aneka makanan yang menggugah selera. Wisata ke Cirebon diselenggarakan pada hari Rabu, 15 April 2015, berangkat pukul 06.00 dari stasiun Gambir menggunakan Cirebon Express .
Kereta Cirebon Express sudah masuk di jalur 4 dan kami pun mulai mencari gerbong sesuai yang tercetak pada tiket. Selama perjalanan kami melihat pemandangan sawah yang indah dan menarik.
Rumah keluarga Bapak Asmari Herry menjadi tempat pertama yang kami kunjungi, meski disertai hujan gerimis, hal itu tidak menyurutkan semangat peserta untuk melanjutkan perjalanan menggunakan 2 buah bus ukuran sedang dengan kapasitas 31 orang. Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, tibalah kami di tujuan. Tanpa menunggu lama, para peserta mulai menikmati hidangan yang telah disiapkan yaitu empal gentong, tahu gejrot, nasi jamblang, es cincau, es dawet dan aneka makanan kecil khas Cirebon. Pembagian door prize dan foto bersama menjadi penutup pertemuan siang ini. Dan kami melanjutkan perjalanan ke kerajinan kerang dan desa batik trusmi.
Kami pun meninggalkan desa batik trusmi dengan tas belanjaan yang berisi baju dan bahan batik, namun sayang sekali dikarenakan waktu yang terbatas kami tidak sempat melihat kegiatan pengrajin dan proses pembuatan batik trusmi. Semoga di lain kesempatan kami dapat melihat proses pembuatan batik trusmi di kampung batik ini.
Rumah Makan Palinggihan di Jl. Cirebon-Kuningan, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, menjadi tujuan kami berikutnya. Menu andalannya adalah ayam goreng, selain itu menyediakan juga menu lain seperti sop iga, pepes dan masakan khas Sunda lainnya. Bus pun mulai melaju, sepanjang perjalanan kami disuguhi indahnya bukit-bukit hijau. Sesampainya di RM. Palinggihan, parkiran masih cukup untuk 2 bis. Kami pun turun dan menuju lantai 2, tempat yang telah kami reservasi sebelumnya. Tanpa menunggu lama, pesanan kami pun datang, beraneka macam masakan khas Sunda.
Kunjungan wisata kali ini tidak lengkap rasanya, bila belum mampir ke toko oleh-oleh Pangestu. Kami berbelanja makanan oleh-oleh khas Cirebon dan batik Pangestu dapat juga menjadi pilihan istimewa sebagai cinderamata untuk keluarga di rumah.
Setelah seharian berjalan dan berbelanja oleh-oleh di Pangestu, saatnya kami mengakhiri perjalanan karena waktu telah menunjukkan pukul 17.30 dan kami harus segera ke stasiun Cirebon agar bisa melaksanakan sholat magrib sebelum kereta Tegal Bahari berangkat pukul 18.30 untuk mengantar kami kembali menuju Jakarta.
Sebelum memasuki stasiun, kami tidak lupa foto-foto di depan stasiun kereta yang konon katanya sangat bersejarah ini. Tampilan stasiun ini memang klasik dan menawarkan rasa hangat seperti di rumah sendiri, stasiun yang mampu membuat kita rindu untuk datang mengunjunginya kembali. Ditambah dengan porternya yang ramah dan musik sunda yang mengalun lembut di stasiun membuat menit-menit menunggu Tegal bahari datang menjadi sangat nyaman.
Dan akhirnya, kami semua sampai di Jakarta dengan disambut pemandangan kota yang sangat indah di malam hari. Kebersamaan hari ini benar-benar menyenangkan dan tidak mungkin dilupakan karena kebersamaan menumbuhkan rasa kasih sayang, oleh karena itu marilah kita jaga selalu rasa kebersamaan di antara kita.
Making Great Memories, a Moment to Remember.
Making Great Memories, a Moment to Remember.
Peringatan Maulid Nabi Bersama Perwasi
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H telah dilaksanakan di kediaman Ketua Perwasi Pusat, Ibu Chandraleika M. Mulia. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2015 yang lalu. Selain itu kegiatan ini merupakan salah satu program kerja tahunan Perwasi bidang kerohanian Islam, dihadiri oleh 63 peserta yang meliputi karyawati dan istri karyawan anggota Perwasi perwakilan/cabang Depok, Menteng, Kebayoran dan Tanjung Priok.
Dalam sambutannya Ibu Chandraleika M. Mulia selaku Ketua Perwasi Pusat menyampaikan, ’‘Semoga dengan peringatan maulid nabi ini, kita semua menjadi insan yang lebih beriman dan bertaqwa dari sebelumnya serta tausyiah yang akan disampaikan Habib nanti bisa menjadi bahan perbaikan bagi diri kita masing-masing.”. Acara berlangsung sederhana namun penuh khidmat. Hal ini tercermin dari kebersamaan dan keharmonisan seluruh peserta pengajian yang hadir kala itu. Suasana semakin syahdu saat lantunan shalawat dikumandangkan melalui pembacaan Rawi Barjanji Maulid, dilanjutkan dengan tausyiah dari Habib Husin Mulachela.
Adapun tausyiah kali ini mengenai maulid bertepatan di 12 Rabiul Awal atau 21 Januari 2015, bahwa Nabi Muhammad adalah nabi akhir zaman yang selalu menjadi panutan yang tak akan pernah ada yang mengingkari kebenarannya. Beliaulah yang menuntun seluruh umat manusia menuju jalan terang yang senantiasa disinari dengan cahaya Islam. Dengan perjuangan beliau umat manusia bangkit dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang dengan cahaya Islam. Karena beliau jugalah seluruh manusia yang ada di bumi ini selamat dari kehancuran serta dengan kelahiran nabi akhir zaman ini terciptalah aturan-aturan Islam yang penuh dengan keharmonisan, persaudaraan dan keseimbangan dengan terhapusnya perselisihan, pertikaian dan peperangan.
Habib-pun menceritakan salah satu kisah kecintaan Nabi Muhammad pada umatnya.
Suatu ketika, Sayyidatuna Aisyah ra tengah duduk bersama Nabi Muhammad SAW, tiba-tiba dia mendengar Nabi Muhammad SAW mendoakan dirinya. Di dalam doa, beliau mengatakan, “Ya Allah ampuni Aisyah, segala dosa-dosanya yang terdahulu, yang akan datang, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.” Mendengar doa tersebut, Sayyidatuna Aisyah tertawa bahagia, hingga kepalanya menunduk sampai ke bawah karena tawanya.
"Ya, Aisyah, engkau bahagia dengan doaku?" tanya Nabi Muhammad SAW kepada istrinya yang berjuluk humaira itu.
“Ya, Rasulullah, bagaimana aku tidak bahagia. Engkau mendoakan aku dengan doa yang demikian agung?
"Demi Allah, wahai Aisyah, itu adalah doaku untuk semua umatku setiap selesai shalat.”
Begitulah, wujud kecintaan Nabi kepada umatnya. Setiap saat selalu mendoakan untuk kebaikan umatnya, yang banyak berlumuran dosa, termasuk kita. Betapa luar biasa jasa Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia yang ada di dunia ini. Maka sudah sepantasnya kita sebagai umatnya untuk selalu mengenangnya dan berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh beliau. Karena apa yang telah dikatakan, dilakukan dan ditetapkan oleh beliau menjadi sumber dasar segala hukum Islam setelah Al Qur'an yang sudah tidak diragukan kebenarannya. Karena dengan selalu mengikuti apa yang diajarkan kepada kita maka kita akan diakui sebagai umat beliau kelak di Hari Kiamat. Dan bersama dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di akhirat adalah kenikmatan yang agung dan keutamaan yang mulia.
Dengan berakhirnya tausyiah yang disampaikan Habib, maka berakhir pulalah peringatan maulid nabi besar Muhammad SAW, acara dilanjutkan dengan pengajian, mempelajari pembacaan Al Qur’an yang dibimbing oleh Ibu Hj. Wir yang diikuti oleh peserta yang hadir dengan penuh antusias. Pada akhir acara, seluruh peserta pengajian dipersilakan menyantap hidangan seraya beramah tamah.
Menjadi yang Terbaik
Dalam memulai segala kegiatan, saya selalu teringat dengan salah satu pesan dari orang tua saya yakni "Always Exceed Expectations – Senantiasa Melebihi Ekspektasi" bahwasanya saya harus berusaha mengerahkan lebih dari seratus persen kemampuan yang saya miliki dalam setiap bidang yang saya geluti. Hanya dengan cara itulah keberhasilan bisa diraih tanpa merugikan lingkungan sekitar. Apapun profesi yang tengah kita jalani saat ini jadilah yang terbaik. Walaupun saat ini Anda sedang menjadi tukang sapu, maka jadilah tukang sapu yang terbaik. Demikian halnya kalau saat ini Anda adalah seorang CEO di suatu perusahaan besar, maka jadilah CEO terbaik.
Bila Anda bekerja hanya karena gaji semata maka Anda tidak akan pernah bekerja melebihi jumlah gaji yang diterima. Apabila setiap pekerjaan dilakukan dengan ikhlas sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan yang Maha Pencipta maka Anda akan bekerja semaksimal mungkin dan melakukan yang terbaik karena yakin pemberian-Nya akan jauh lebih banyak, halal dan kekal. Selain itu Anda akan menjadi pekerja yang produktif tanpa menjadi pemilih atau hanya mau mengerjakan yang memiliki nilai “self promotion” (ganjaran pangkat dan gaji). Bahkan Anda juga giat pada pekerjaan yang memberi nilai “self improvement” (peningkatan nilai murni dalam diri).
Tegasnya, Anda tidak terlalu hitung-hitungan dengan tenaga, waktu dan senantiasa bersedia memberikan kontribusi maksimal di lingkungan kerja. Apapun bidang usaha Anda, apapun profesi Anda dan apapun karir yang sedang Anda tekuni saat ini, ingatlah selalu bahwa ”Jika Anda tidak bisa menjadi yang pertama, maka selalu jadilah yang terbaik di bidangnya.”
Embun dan Teratai
Dikisahkan di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh pohon teratai muda dengan beberapa helai daunnya yang hijau dan kuncup serta sekuntum bunga yang berwarna merah di atasnya. Saat malam mulai meninggalkan peraduan, angin dingin menghembus perlahan membawa halimun dan kemudian berubah menjadi tetes-tetes embun yang melekat di antara daun-daun teratai.
Suatu hari, ketika daun teratai membuka mata pada pagi yang cukup dingin, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Tiba-tiba si daun teratai tersadar, di atas tubuh hijau daunnya ada setitik embun yang begitu lembut dan bening.
Dengan ceria disapanya si embun “Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu dan bagaimana bisa tiba-tiba berada di atas punggungku?” Si embun pun menjawab, Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini ada uap air yang terbawa hembusan angin dingin yang kemudian menciptakan titik air. Inilah yang menjadikan diriku seperti ini.”
“Wah, aku senang sekali bisa berteman dan berbicara denganmu,” kata si daun teratai.
“Tapi maaf teman baruku. Bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus pergi. Sebab, begitulah sifat alam. Embun di pagi hari akan segera menguap bila tertimpa sinar matahari,” kata embun kepada daun teratai.
Si daun yang merasa mendapat teman baru memohon kepada embun “Tolong tetaplah disini, jangan pergi.” Namun, seperti yang dikatakan embun, saat matahari menyinari bumi dengan kehangatannya, embun itu pun segera berlalu dari tubuh daun teratai.
Keesokan harinya, saat daun teratai kembali memulai hari, dia begitu gembira. Rupanya, ia melihat embun kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang embun itu, “Hai sobat, kita berjumpa lagi!”
Tapi embun berkata, ”Hai juga! Aku embun baru. Kita belum saling kenal.”
“Lho bukankah kamu embun yang kemarin?”
“Bukan. Aku embun hari ini, Aku tidak ada kaitannya dengan embun yang kemarin.”
Daun teratai amat heran. Tapi belum sempat teratai bertanya lebih jauh, embun itu pun segera menguap kembali saat tertimpa sinar matahari.
Peristiwa serupa terjadi dari hari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama bentuknya, selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Maka, hari-hari pun berlalu terus hingga berganti bulan. Si daun teratai pun berumur semakin tua. Akhirnya, ia pun mulai terkoyak dan selanjutnya menguning. Kini saatnya ia tergantikan oleh tunas daun teratai yang baru.
Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru, hari yang penuh dengan kesempatan baru. Hari yang kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menggairahkan.
Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus saatnya kita memperbaiki diri dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas kemampuan, dengan mengisi hari agar jauh lebih berarti. Jangan biarkan hari ini hanya menguap begitu saja tanpa arti. Jadikan hari ini laksana embun-embun indah yang menghiasi teratai, yang meski akan menghilang, kehadirannya telah membawa nilai keindahan sendiri.
Logo Baru, Harapan Baru, Persatuan Wanita Samudera Indonesia
Bertepatan dengan hari ulang tahun Samudera Indonesia yang ke 50, Persatuan Wanita Samudera Indonesia yang juga dikenal dengan PERWASI, meluncurkan logo baru.
Pada logo baru, huruf yang digunakan adalah huruf San Serif, yaitu tanpa sirip/serif pada ujungnya serta memiliki ketebalan yang sama sehingga memberikan kesan modern, kontemporer dan efisien. Warna yang digunakan masih sama dengan logo lama yaitu warna merah, menjadikan logo terlihat lebih dinamis.
Penambahan pucuk pada huruf W di logo PERWASI memberikan arti bahwa pucuk adalah awal pertumbuhan yang akan semakin indah jika daunnya lebat. Akar menjadi salah satu komponen utama “menghidupkan” dan untuk menjalankan fungsinya dibutuhkan zat makanan serta air yang diperoleh dari unsur hara tanah. Selain itu, akar yang kuat akan menjadi penopang agar pohon tidak tumbang jika sewaktu-waktu badai datang. Matahari meski dirasa panas, sangat membantu proses fotosintesis sempurna dan memberikan manfaat lebih dengan menghasilkan buah yang sebelumnya harus melewati fase menjadi sekuntum bunga. Bunga tidak akan pernah menjadi buah jika tidak ada proses penyerbukan dan diperlukan peran serangga atau binatang lainnya ataupun angin untuk mempercepat proses hingga akhirnya menjadi buah.
Menjadi sebuah harapan bahwa PERWASI akan terus tumbuh dan berkembang. Seluruh anggota PERWASI selalu siap mendukung serta membantu layaknya keluarga ketika anggota baru mulai bergabung. Solidnya jajaran pengurus dengan semangat dan keteguhan sikap, adalah akar yang menjadi landasan kuat. Kritikan atau saran membangun dari orang lain seperti matahari yang dibutuhkan pada keseluruhan proses tumbuh. Program-program yang memerlukan dukungan finansial maupun fasilitas yang memadai, diibaratkan dengan kupu-kupu, kumbang ataupun angin untuk membantu proses penyerbukan hingga akhirnya bunga menjadi buah. Buah itulah hasil dari program yang telah dilaksanakan, walaupun banyak juga bunga yang jatuh sebelum menjadi buah, seperti program-program yang tidak dilaksanakan atau gagal dalam proses pengerjaan.
Semakin banyak daun tumbuh menjadikan rimbun, semakin kuat akar mencengkeram tanah, semakin lebat buah yang dihasilkan maka semakin kokoh pohon berdiri dan semakin besar manfaat yang akan dirasakan. Oleh karena itu, seyogyanya kita bersama-sama membangun PERWASI menjadi besar, kokoh dan bermanfaat bagi diri serta lingkungan dan tentunya Samudera Indonesia.
“Tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, dan tidak akan ada kekuatan tanpa persatuan”
PERWASI Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim
Sebagian orang telah memiliki harta yang banyak, telah diberi kemewahan oleh Allah SWT, telah dimudahkan rezekinya, namun mereka tidak merasakan kebahagiaan. Sebenarnya Allah SWT telah menunjukkan banyak cara dan kiat untuk menggapai kebahagiaan. Dan telah terbukti bahwa kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan harta, kebahagiaan bukan diukur dengan kemewahan, kebahagiaan bukan diukur dengan ketenaran, ada perkara-perkara lain yang bisa menjadikan seseorang berbahagia. Salah satu cara menggapai kebahagiaan adalah dengan membahagiakan anak yatim.
Pada tanggal 3 November 2014, Persatuan Wanita Samudera Indonesia (PERWASI) telah berbagi kebahagiaan bersama 235 anak yatim dari Yayasan Al-Istiaanah (Cileungsi), Yayasan Madinatul ilmi (Ciputat), Yayasan Ittiqon (Muara Karang), Yayasan Attaqwa, Yayasan Al-Khair (Cinere), Yayasan Fisabilillah (Kampung Sawah, Jatimurni Bekasi), Yayasan Ibu Syamsul (Cinere), anak-anak yatim asuhan PERWASI Tanjung Priok, anak-anak yatim asuhan PERWASI Bekasi, anak-anak yatim asuhan PERWASI Kebayoran, Yayasan Darul Hikmah (Kebayoran), Yayasan Bunyanun Marshus (Kampung Parung, Tanjung Sari Kabupaten Bogor) dan Yayasan At-Taufiq (Jatimulya Tambun).
Selain itu, sebanyak 90 anak yatim dari Yayasan Al-Istiaanah, Yayasan Madinatul Ilmi dan Yayasan Ittiqon diajak berekreasi di Ocean Dream Samudra Ancol yang kental dengan nuansa laut serta wahana rekreasi edutainment. Diharapkan saat berekreasi, anak-anak tidak hanya dapat bersenang-senang tetapi juga belajar mengenai laut beserta faunanya.
Acara santunan ini dirangkai dengan sholat dan pembacaan doa bersama serta ditutup dengan pemberian bingkisan. Kegiatan santunan anak yatim merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab PERWASI untuk turut membina, meringankan beban warga di sekitar lokasi kerja dan rumah tinggal serta mempererat tali silaturahmi anggota PERWASI. Oleh karena itu, telah menjadi agenda rutin yang selalu dilaksanakan setiap tahun dengan terus menambah jumlah anak yatim yang diberi santunan.
Acara Santunan Anak Yatim berjalan dengan lancar. Kesuksesan acara tersebut tentunya berkat pertolongan Allah SWT, serta dukungan dari segenap keluarga besar Samudera Indonesia. Segenap Panitia mengucapkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya atas dukungan moral juga bantuan dana yang telah diberikan. Chandraleika selaku Ketua PERWASI pun menyampaikan "Diharapkan jumlah anak yang mendapat santunan, terus bertambah dari tahun ke tahun dan tidak hanya dilakukan di Jakarta saja tetapi merata di seluruh cabang".
Dengan berbagi dengan anak yatim, membahagiakan mereka, kita pun akan merasakan bahagia. Bahagia itu ada di hati, bukan pada apa yang kita miliki. Bahagia itu ada di jiwa, bukan pada apa yang kita rasa.
Bahagia itu sederhana, TULUS memberi dan IKHLAS menerima.
Usia Melebihi Nomor Sepatu
Beberapa waktu lalu, pada tanggal 13 November 2013 saat Samudera Indonesia mencapai usianya yang ke 49, saya membaca Personal Message seorang teman.
"Usianya telah melebihi nomer sepatu, semoga langkahnyapun semakin besar"
Saya yakin, dia bukan hanya sekedar menulis tanpa arti tetapi mengutarakan sebuah doa serta pengharapan. Ucapan tersebut cukup sederhana namun bermakna, membuat kita merenungkan bagaimana sebuah langkah kecil mampu membuat perbedaan atau bahkan mengubah dunia.
Berkaca dari orang-orang besar, langkah yang kecil dimulai dari visi yang besar. Visi inilah yang kemudian diturunkan menjadi rencana-rencana kecil untuk diwujudkan. Ingat, bahwa sebuah perjalanan ribuan mil selalu dimulai dengan satu langkah kecil. Kebanyakan orang hanya berpikir untuk melakukan sesuatu tapi tidak pernah bisa atau mungkin takut untuk memulainya, bahkan hanya untuk memulai sebuah langkah kecil. Walau kecil, semuanya membutuhkan kerja keras, tanggung jawab dan konsistensi agar dapat menjalaninya langkah demi langkah dan merampungkannya. Tidak ada gunanya memiliki visi besar dan luar biasa tapi tidak pernah melangkah untuk mewujudkannya.
Sadarilah bahwa manusia harus terus berkembang dan dibutuhkan langkah yang awalnya kecil menjadi besar untuk meraih mimpi. Harus ada perubahan dan tindakan nyata.
Sudahkah kita mengambil langkah untuk mewujudkan cita-cita?
“A journey of a thousand miles begins with a single step – Confucius”
Kisah Gula Pasir
Good Day … Tampaknya waktu begitu cepat berlalu, tanpa terasa sudah memasuki Bulan November yang berarti Samudera Indonesia yang kita cintai ini, telah mencapai usia yang ke 49.
Semoga ada semangat baru, harapan baru dan hal - hal baru lainnya yang akan meningkatkan kualitas diri kita untuk menjadi lebih baik sehingga perusahaan yang menaungi kita akan semakin kuat dan kokoh.
Adakalanya kita merenung setelah membaca ulang sebuah tulisan oleh karena beragam alasan. Barangkali untuk memaknai sesuatu hal atau karena tulisan itu memberikan kesan tertentu sehingga kita bisa menjadi lebih bijak.
Dan kini, saya akan menuliskan kembali sebuah tulisan yang mungkin sudah pernah rekan-rekan baca yang mungkin bisa kita renungkan.
Alkisah gula pasir, pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini sedang galau hatinya. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak dihargai manusia, dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak me-nyebut-nyebut dirinya dalam campuran teh dan gula itu. Manusia cuma menyebut "Ini teh manis", bukan teh gula, apalagi teh gula pasir.
Begitu pun ketika gula pasir di campur dengan kopi panas, tidak ada yang mengatakan campuran itu dengan kopi gula pasir, melainkan kopi manis. Hal yang sama ia alami ketika dirinya di campur berbagai adonan kue & roti. Gula pasir merasa kalau dirinya cuma di butuhkan, tapi kemudian di lupakan.
Ia cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiaannya & perannya yang begitu besar sehingga sesuatu menjadi manis.
Sosok gula pasir merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk orang banyak.
Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk di akui, di hargai, bahkan di sebut- sebut namanya sebagai yang paling berjasa.
Persis seperti yang di suarakan gula pasir.
Dalam kehidupan keseharian kita, entah di lingkungan rumah, maupun di kantor sekalipun, seringkali kita mendapati seseorang ataupun mungkin pernah merasa seperti gula pasir yang telah memberikan sumbangsih tapi tidak terlihat atau tidak mendapatkan apresiasi seperti yang diharapkan.
Tidak perlu galau, apalagi kecewa. Teruslah bekerja keras dan berbagi kebaikan walau tidak dikenal maupun dihargai. Yang penting semua itu di lakukan dalam ketulusan hati, karena pada akhirnya usaha kita tidak pernah sia-sia dan sedikit banyak pasti memberikan kebaikan bagi semua.
Percayalah..
“If you work really hard, and you're kind, amazing things will happen.” – Conan O’Brien
Semoga bermanfaat dan dapat mengambil hikmah di dalamnya.
Depresi: Refleksi Hari Kesehatan Jiwa
Gangguan kesehatan mental atau yang lebih dikenal dengan istilah Depresi, menurut WHO telah mempengaruhi hampir 350 juta orang di dunia setiap tahunnya. Saat ini depresi hampir menyerang semua umur dan disemua kalangan masyarakat. Meskipun sekarang dikenal pengobatan terhadap penyakit gangguan mental atau depresi, tapi akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut masih kurang. Data dari WHO menyebutkan saat ini kurang dari 10% masyarakat yang mengalami depresi mendapatkan pelayanan yang benar.
Tahun ini badan kesehatan dunia WHO mengambil tema “Depression : A Global Crisis” sebagai tema utama dalam Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober. Pilihan akan tema ini tentunya didasarkan pada kondisi yang telah disebutkan di atas. Betapa banyak orang di dunia ini yang mengalami depresi dan banyak di antara mereka tidak mendapatkan pengobatan yang layak. Bahkan WHO pada tahun 2020 memprediksikan bahwa depresi akan menjadi penyakit yang membebani masyarakat global nomor dua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Proyeksi ini menjukkan bahwa di masa mendatang, gangguan jiwa sangat besar pengaruhnya terhadap disabilitas atau kelumpuhan, dalam arti para pengidapnya menjadi tidak produktif. Salah satunya adalah tuntutan gaya hidup yang semakin berat di zaman moderen.
Depresi sendiri adalah gangguan suasana perasaan yang banyak terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Risiko ini semakin besar pada penderita gangguan medis terutama gangguan medis kronis seperti kanker, kencing manis, stroke dan gangguan reumatik. Gejala yang sering dialami adalah suasana perasaan yang menurun atau depresif, tidak bergairah melakukan sesuatu, kelelahan fisik dan rasa putus asa. Penderita juga sering mengalami gangguan konsentrasi, kesulitan tidur dan nafsu makan yang berubah.
Sebuah penelitian terbaru (2007-2011) mengungkapkan bahwa ada perbedaan respon yang terjadi pada pria dan perempuan atas pekerjaan yang dijalaninya. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Kanada mengatakan bahwa perempuan akan merasakan bentuk gangguan depresi saat pekerjaan mereka tidak dihargai dibandingkan dengan pria. Lain halnya dengan beban pekerjaan, tingginya beban kerja justru akan meningkatkan depresi bagi pria, namun tidak dengan perempuan. Konflik dalam sebuah keluarga dan pekerjaan juga mampu memberikan pengaruh risiko mengalami depresi. Yang berbeda adalah pria mengalami depresi saat konflik keluarga masuk dalam dunia kerja mereka, sedangkan perempuan akan mengalami depresi saat konflik pekerjaan masuk dalam kehidupan keluarga.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology ini menjelaskan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa prestasi kerja berperan besar pada identitas pria dibandingkan pada perempuan. Rasa takut akan kehilangan pekerjaan juga dapat meningkatkan gangguan depresi. Para peneliti menekankan bahwa gangguan depresi bisa mempengaruhi prestasi kerja. “Pengusaha harus memantau besarnya faktor, seperti ketegangan dalam pekerjaan, untuk mencegah terjadinya hal negatif pada karyawan mereka,” ujar Wang, yang juga seorang profesor di Departemen Psikiatri dan Komunitas Ilmu Kesehatan University of Calgary di Alberta, Kanada.
Dengan hasil tersebut, terlihat jelas bahwa depresi dapat menyerang siapa saja. Walaupun pria dan perempuan mengatasi depresi dengan cara yang berbeda, yang terpenting adalah risiko tersebut tidak mudah melanda Anda.
Tahun ini badan kesehatan dunia WHO mengambil tema “Depression : A Global Crisis” sebagai tema utama dalam Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober. Pilihan akan tema ini tentunya didasarkan pada kondisi yang telah disebutkan di atas. Betapa banyak orang di dunia ini yang mengalami depresi dan banyak di antara mereka tidak mendapatkan pengobatan yang layak. Bahkan WHO pada tahun 2020 memprediksikan bahwa depresi akan menjadi penyakit yang membebani masyarakat global nomor dua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Proyeksi ini menjukkan bahwa di masa mendatang, gangguan jiwa sangat besar pengaruhnya terhadap disabilitas atau kelumpuhan, dalam arti para pengidapnya menjadi tidak produktif. Salah satunya adalah tuntutan gaya hidup yang semakin berat di zaman moderen.
Depresi sendiri adalah gangguan suasana perasaan yang banyak terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Risiko ini semakin besar pada penderita gangguan medis terutama gangguan medis kronis seperti kanker, kencing manis, stroke dan gangguan reumatik. Gejala yang sering dialami adalah suasana perasaan yang menurun atau depresif, tidak bergairah melakukan sesuatu, kelelahan fisik dan rasa putus asa. Penderita juga sering mengalami gangguan konsentrasi, kesulitan tidur dan nafsu makan yang berubah.
Sebuah penelitian terbaru (2007-2011) mengungkapkan bahwa ada perbedaan respon yang terjadi pada pria dan perempuan atas pekerjaan yang dijalaninya. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Kanada mengatakan bahwa perempuan akan merasakan bentuk gangguan depresi saat pekerjaan mereka tidak dihargai dibandingkan dengan pria. Lain halnya dengan beban pekerjaan, tingginya beban kerja justru akan meningkatkan depresi bagi pria, namun tidak dengan perempuan. Konflik dalam sebuah keluarga dan pekerjaan juga mampu memberikan pengaruh risiko mengalami depresi. Yang berbeda adalah pria mengalami depresi saat konflik keluarga masuk dalam dunia kerja mereka, sedangkan perempuan akan mengalami depresi saat konflik pekerjaan masuk dalam kehidupan keluarga.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology ini menjelaskan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa prestasi kerja berperan besar pada identitas pria dibandingkan pada perempuan. Rasa takut akan kehilangan pekerjaan juga dapat meningkatkan gangguan depresi. Para peneliti menekankan bahwa gangguan depresi bisa mempengaruhi prestasi kerja. “Pengusaha harus memantau besarnya faktor, seperti ketegangan dalam pekerjaan, untuk mencegah terjadinya hal negatif pada karyawan mereka,” ujar Wang, yang juga seorang profesor di Departemen Psikiatri dan Komunitas Ilmu Kesehatan University of Calgary di Alberta, Kanada.
Dengan hasil tersebut, terlihat jelas bahwa depresi dapat menyerang siapa saja. Walaupun pria dan perempuan mengatasi depresi dengan cara yang berbeda, yang terpenting adalah risiko tersebut tidak mudah melanda Anda.
Meningkatkan pengendalian diri dengan berpuasa
Emosi, satu kata ini adalah hal yang paling sulit untuk dikendalikan, karena menyangkut perasaan. Terus terang, saya sendiri belum pernah berhasil dengan baik menyembunyikan raut wajah kalau sedang marah, pasti kelihatan walaupun hanya sekejap. Biasanya jika sedang marah, saya mencoba duduk dan menarik nafas dalam-dalam hingga hitungan kesepuluh, seandainya belum reda juga, saya ambil wudhu. Kalau saya tetap berdiri, sepertinya akan lebih mudah untuk ‘meledak’. Manfaat yang saya peroleh dari meredakan kemarahan itu ada dua yaitu menjadi realistis dan mau memaafkan.
Bicara soal realistis dan memaafkan, saya jadi ingat suatu peristiwa di jalanan. Waktu itu ada kenek metromini yang mencoba mengatur pengendara motor agar metromini bisa masuk ke jalur yang benar. "Hei..sabar donk...tahu lagi macet begini kok ga mau sabar,” bentak kenek metromini tersebut kepada seorang pengendara motor. Sejenak saya tertegun, percakapan tadi terlihat bertolak belakang dengan situasi di jalanan. Mengapa kenek metromini yang terlihat marah dan ingin mengatur padahal jelas-jelas posisi kendaraannya berada di jalur yang salah. Situasi ini bisa memancing emosi hingga memicu amarah, akan tetapi jika kita memahami mengapa dia bersikap seperti itu maka kita akan ikhlas untuk memaafkan.
Bentuk pengendalian diri bergantung pada seberapa besarkah tingkat keimanan seseorang dan salah satunya bisa diterapkan dengan cara berpuasa. Di bulan puasa ini, seharusnya bukan hanya menahan rasa lapar atau pun haus yang harus kita lakukan tetapi komitmen kita untuk mengendalikan diri secara luas.
Salah satu contoh hadis Nabi yang memerintahkan kita untuk mengendalikan diri adalah sebagai berikut: ”Tidaklah berpuasa itu menahan diri dari makan dan minum, tetapi berpuasa itu adalah menahan diri dari perbuatan kosong dan perkataan keji. Maka jika kau dicaci orang atau diperbodohnya, hendaklah katakan: ’Saya berpuasa, saya berpuasa’.” (HR Ibnu Khuzaimah). Dalam hadis di atas sangat jelas digarisbawahi bahwa salah satu maksud penting aktivitas puasa kita adalah menahan diri atau mengendalikan diri dari perkataan keji.
Dalam riset ilmiah yang dilakukan oleh pengkaji psikologi Islami, diketahui bahwa puasa membantu seseorang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri. Hasil penelitian Akhmad Ghozali (2004) dari Universitas Islam Indonesia menunjukkan dukungannya terhadap pernyataan di atas. Ghozali menemukan intensitas berpuasa sunnah memiliki korelasi dengan kendali diri mahasiswa. Semakin intens berpuasa sunnah, semakin tinggi kendali dirinya. Lalu, bagaimana dengan kendali diri orang yang berpuasa wajib? Dengan menggunakan logika sederhana kita dapat mengatakan: puasa sunnah saja dapat meningkatkan kendali diri seseorang, lebih-lebih puasa wajib di bulan ramadhan. Dalam puasa wajib, seseorang dilatih mengendalikan diri setiap hari. Intensitas melatih diri yang lebih tinggi dalam puasa wajib dapat memberikan efek yang lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan seseorang mengendalikan diri sendiri.
Saat berpuasa, kita harus mampu menjaga agar semua pembicaraannya benar, mendengar dan melihat hal-hal yang baik, mempergunakan tangan dan kakinya untuk berbuat amal kebajikan, dan mempuasakan hatinya dari hal-hal yang melalaikannya. Konsistensi pelaksanaan ibadah puasa seperti ini diyakini akan melatih kemampuan manusia untuk mengendalikan dirinya dan memiliki jiwa-jiwa yang terkendali.
Bekerjalah Dengan Cinta
Keberhasilan tak meluncur begitu saja saat kita menengadahkan tangan untuk meminta. Bahkan ia tak selalu datang meski peluh telah membanjiri tengkuk. Sungguh, semua keberhasilan itu membutuhkan ketekunan dan upaya yang tak kenal patah. Kita takkan pernah tahu di langkah yang ke berapa keberhasilan menampakkan wujudnya. Andaikan kita memutuskan untuk berhenti di langkah ke seribu, mungkin keberhasilan sedang menunggu cuma satu langkah di depan. Maka tiada yang patut dilakukan selain terus berjalan karena setiap langkah akan memperkuat diri kita.
Agar tak mudah putus asa, kita harus selalu memulai langkah pertama dari garis start yang tepat yaitu HATI. Segala sesuatu yang berasal dari HATI akan memuliakan pikiran dan membersihkan tindakan. Maka, setiap langkah akan menaikkan nilai diri.
Satu hal yang menarik, sebagian orang merasa suntuk dengan pekerjaannya. Mereka mengeluh, tertekan bahkan sebagian orang membencinya. Sebenarnya orang ingin melakukan apa yang mereka senangi, namun khawatir itu bukanlah jalan menuju keberhasilan karier. Sudah terlalu menancap dalam benak mereka bahwa kerja bukanlah kesenangan, apalagi kecintaan. Karier dan kerja adalah jerat yang menjauhkan mereka dari kehidupan yang diangankan. Namun, mereka harus terus bekerja demi angan-angan itu sendiri. Sebuah lingkaran paradoks yang tak bertepi.
Harus diakui, kita memiliki siklus gairah kerja. Saat kita menerima pekerjaan baru yang penuh tantangan, gairah kerja serasa melonjak. Namun, ketika rasa bosan mulai datang, gairah kerja turun perlahan-lahan. Bila hal ini tidak segera diatasi maka gairah kerja akan meluncur deras hingga tanpa disadari kita telah kehilangannya. Adalah hal yang positif bila kita bisa mengetahui bahwa gairah kerja kita berada di siklus menurun. Di saat inilah kita perlu memompakan semangat baru agar kembali naik atau setidaknya bertahan.
Rasa bosan dan tak bergairah biasanya dikarenakan buntunya kreativitas. Pelajarilah ketrampilan dan pengetahuan baru. Temukan minat-minat yang membuat daya hidup menjadi terang kembali. Begitu daya hidup mulai menyala maka kreativitas dan gairah kerja pun muncul.
Carilah inspirasi dari mereka yang memiliki gairah tinggi. Bila kita berdiri di dekat api maka akan merasakan kehangatannya. Jangan biarkan rasa malas tumbuh dengan subur. Menjauhlah dari para pengeluh dan pesimis. Kita tentu tak mau dicap sebagai pemalas, loyo dan tak bertenaga. Integritas adalah motivasi internal yang paling ampuh untuk memacu gairah kerja. Bila kita mampu menumbuhkan kebutuhan akan integritas pribadi yang tinggi, maka seluruh hal negatif yang mempengaruhi dapat kita atasi dengan mudah.
Dalam cinta, orang akan mengerjakan lebih dari sekedar "baik". Lalu mengapa sebagian orang hanya mengejar sebuah keberhasilan karier? Tidakkah cukup bagi mereka untuk melakukan yang terbaik dan mereguk kegembiraan bagi kehidupan sehari-hari? Tidakkah kita pahami bahwa keberhasilan sebenarnya lebih menyukai orang-orang yang mencintai setiap karya hasil jerih payahnya sendiri? Dan, setetes keringat pun jadi lebih berkilauan ketimbang permata berlian … eh kalau yang ini terlalu berlebihan.
Bila tak mencintai pekerjaan kita, maka cintailah rekan-rekan yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menyenangkan. Bila tak bisa juga mencintai rekan-rekan kerja, maka cintailah suasana dan gedung kantor. Ini mendorong kita untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh kita juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila kita tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun yang bisa kita cintai dari lingkungan kerja seperti: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding atau gumpalan awan dari balik jendela … Apa saja …
Sebenarnya telah ditemukan beberapa "tanda-tanda penting" untuk mengukur kesehatan emosional dari sebuah perusahaan. Hal ini sangat mempengaruhi kepuasan karyawan dan produktivitas usaha. Adapun elemen utama untuk mengukurnya adalah vitalitas, integritas, toleransi, penghargaan dan kebebasan. Perusahaan yang mempunyai lingkungan yang sehat akan saling menjaga dan memperhatikan sebab kepercayaan serta perhatian adalah aspek terpenting dalam pekerjaan. Jika perusahaan memberikan perhatian pada karyawan, maka kualitaspun akan mengikutinya.
Bila tak juga menemukan yang bisa dicintai dari pekerjaan kita, maka mengapa kita masih berada disini ? Tak ada alasan untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang kita cintai, lalu bekerjalah di sana.
Namun jika kita masih berusaha bertahan dengan pekerjaan tersebut, maka cobalah untuk mengerjakannya dengan penuh rasa cinta. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.
Seperti syair dari Kahlil Gibran
“ Bekerjalah dengan cinta
Jika engkau tidak kuasa,
lebih baik tinggalkan saja
Dan ambillah tempat pada gerbang-gerbang candi
Sekedar meminta sedekah
Kepada mereka
Yang bekerja dengan penuh suka dan cinta …”
Saatnya untuk Mendengarkan
Berkomunikasi, berbicara, bertukar pikiran dengan orang lain merupakan bagian hidup yang penting dari seorang manusia. Sejak awal penciptaan, manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial. Artinya, dalam hidup kita membutuhkan kehadiran orang lain. Kita tidak bisa hidup sendirian. Hidup kita akan kosong dan tidak bermakna tanpa interaksi dengan sesama. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat vital. Setiap saat pasti melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan sumber, pesan dan penerima yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada sumber. Dalam dunia kerja, keahlian berkomunikasi yang paling sering digunakan dalam interaksi adalah menyimak atau mendengarkan. Dan banyak orang tidak mendengarkan atau menyimak secara efektif. Kebiasaan mendengarkan yang kurang tepat seringkali mengakibatkan orang gagal dalam mengingat atau memahami apa yang dikatakan oleh orang lain.
Sebagai contoh, tidak jarang seseorang begitu lambat menyelesaikan sebuah tugas karena tidak bisa menerjemahkan pesan yang diberikan dan mengakibatkan proses pekerjaan tidak berjalan semestinya. Kejadian seperti ini bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, pesan yang diberikan memang tidak jelas. Kedua, pesan sebenarnya sudah jelas namun bisa jadi penerima hanya sebatas mendengar saja, karena itu apa yang didengar tidak mampu diolah menjadi sesuatu yang bermakna. Pada gilirannya hal itu mengakibatkan munculnya deviasi proses dan hasil pekerjaan.
Setiap orang pasti pernah mendengar dan mendengarkan sesuatu. Apakah itu ketika bertemu singkat dengan seseorang di suatu lokasi, dalam rapat, dalam kuliah, dalam pertemuan keluarga, ketika melihat acara televisi, menyetel radio dsb. Apa yang membedakan keduanya? Mudah saja. Kalau kita serius mendengar sesuatu maka artinya sedang mendengarkannya. Dengan kata lain, kalau mendengarkan sifatnya lebih aktif. Secara sadar akal pikiran fokus pada objek yang didengarkan dengan penuh perhatian. Sementara kegiatan mendengar bersifat pasif. Lebih merupakan kepekaan dan aktivitas telinga yang mampu menangkap getaran-getaran gelombang suara di sekitarnya.
Mungkin kita menganggap bahwa mendengarkan itu gampang. Hanya memasang telinga untuk menangkap pembicaraan orang lain. Tapi jangan salah, mendengarkan itu ternyata sulit. Mungkin banyak orang yang pintar menjadi “pembicara”, tetapi belum tentu pintar menjadi “pendengar”. Persoalannya ialah bagaimana kita dapat menjadi pendengar yang baik? Memang tidaklah mudah, lalu hal apa saja yang kita perlukan agar dapat mendengarkan? Kedewasaan kepribadian, kedewasaan berpikir, kedewasaan rohani. Hanya mereka yang dewasa dalam ketiga hal tersebut yang mampu menghargai orang lain, walaupun terjadi perbedaan pendapat, tetap akan terjadi proses dialog untuk menyamakan pikiran juga memperkaya wawasan berpikir masing-masing dengan segala kerendahan hati, bersikap simpatik dalam berkomunikasi serta dapat mengendalikan dirinya dan menahan emosi yang merusak percakapan.
Mendengarkan adalah menyengaja mendengar. Memberikan perhatian yang tulus pada saat orang lain berbicara. Kita harus membekukan lidah dan menutup rapat-rapat bibir. Orang terbiasa hidup dalam keriuhan yang terjadi di luar dan dalam diri sendiri. Mendengarkan adalah berusaha mensepikan diri dari perkataan sendiri. Tak perlu menyepakati atau menolak ucapan orang lain. Karena mendengarkan bukanlah menilai tetapi menangkap fakta sepolos mungkin tanpa penilaian apa-apa. Tunggulah hingga orang lain selesai berbicara. Berikan komentar setelah yakin telah mendengarkan dengan seksama.
Dalam kasus-kasus tertentu mendengarkan lebih efektif daripada bicara. Diam lebih berarti daripada unjuk bicara. Tentunya, tidak dalam semua hal kita harus diam. Misalnya, ketika konsumen memberi komplain, maka Customer Service yang melayani harus belajar mendengarkan. Jangan sekali-kali menimpali konsumen yang komplain, karena jika demikian yang ada malah cekcok mulut yang tidak berkesudahan. Belajarlah mendengarkan karena manusia juga memiliki kebutuhan dasar untuk didengarkan.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan sumber, pesan dan penerima yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada sumber. Dalam dunia kerja, keahlian berkomunikasi yang paling sering digunakan dalam interaksi adalah menyimak atau mendengarkan. Dan banyak orang tidak mendengarkan atau menyimak secara efektif. Kebiasaan mendengarkan yang kurang tepat seringkali mengakibatkan orang gagal dalam mengingat atau memahami apa yang dikatakan oleh orang lain.
Sebagai contoh, tidak jarang seseorang begitu lambat menyelesaikan sebuah tugas karena tidak bisa menerjemahkan pesan yang diberikan dan mengakibatkan proses pekerjaan tidak berjalan semestinya. Kejadian seperti ini bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, pesan yang diberikan memang tidak jelas. Kedua, pesan sebenarnya sudah jelas namun bisa jadi penerima hanya sebatas mendengar saja, karena itu apa yang didengar tidak mampu diolah menjadi sesuatu yang bermakna. Pada gilirannya hal itu mengakibatkan munculnya deviasi proses dan hasil pekerjaan.
Setiap orang pasti pernah mendengar dan mendengarkan sesuatu. Apakah itu ketika bertemu singkat dengan seseorang di suatu lokasi, dalam rapat, dalam kuliah, dalam pertemuan keluarga, ketika melihat acara televisi, menyetel radio dsb. Apa yang membedakan keduanya? Mudah saja. Kalau kita serius mendengar sesuatu maka artinya sedang mendengarkannya. Dengan kata lain, kalau mendengarkan sifatnya lebih aktif. Secara sadar akal pikiran fokus pada objek yang didengarkan dengan penuh perhatian. Sementara kegiatan mendengar bersifat pasif. Lebih merupakan kepekaan dan aktivitas telinga yang mampu menangkap getaran-getaran gelombang suara di sekitarnya.
Mungkin kita menganggap bahwa mendengarkan itu gampang. Hanya memasang telinga untuk menangkap pembicaraan orang lain. Tapi jangan salah, mendengarkan itu ternyata sulit. Mungkin banyak orang yang pintar menjadi “pembicara”, tetapi belum tentu pintar menjadi “pendengar”. Persoalannya ialah bagaimana kita dapat menjadi pendengar yang baik? Memang tidaklah mudah, lalu hal apa saja yang kita perlukan agar dapat mendengarkan? Kedewasaan kepribadian, kedewasaan berpikir, kedewasaan rohani. Hanya mereka yang dewasa dalam ketiga hal tersebut yang mampu menghargai orang lain, walaupun terjadi perbedaan pendapat, tetap akan terjadi proses dialog untuk menyamakan pikiran juga memperkaya wawasan berpikir masing-masing dengan segala kerendahan hati, bersikap simpatik dalam berkomunikasi serta dapat mengendalikan dirinya dan menahan emosi yang merusak percakapan.
Mendengarkan adalah menyengaja mendengar. Memberikan perhatian yang tulus pada saat orang lain berbicara. Kita harus membekukan lidah dan menutup rapat-rapat bibir. Orang terbiasa hidup dalam keriuhan yang terjadi di luar dan dalam diri sendiri. Mendengarkan adalah berusaha mensepikan diri dari perkataan sendiri. Tak perlu menyepakati atau menolak ucapan orang lain. Karena mendengarkan bukanlah menilai tetapi menangkap fakta sepolos mungkin tanpa penilaian apa-apa. Tunggulah hingga orang lain selesai berbicara. Berikan komentar setelah yakin telah mendengarkan dengan seksama.
Dalam kasus-kasus tertentu mendengarkan lebih efektif daripada bicara. Diam lebih berarti daripada unjuk bicara. Tentunya, tidak dalam semua hal kita harus diam. Misalnya, ketika konsumen memberi komplain, maka Customer Service yang melayani harus belajar mendengarkan. Jangan sekali-kali menimpali konsumen yang komplain, karena jika demikian yang ada malah cekcok mulut yang tidak berkesudahan. Belajarlah mendengarkan karena manusia juga memiliki kebutuhan dasar untuk didengarkan.
Kemampuan mendengarkan yang baik diperlukan secara mutlak demi keberhasilan suatu pekerjaan. Hasil suatu pekerjaan dapat jauh lebih baik jika kita menyimak dan menghargai sudut pandang lawan bicara. Hal inipun sangat efektif dalam membangun hubungan dan karier, memahami dan memecahkan konflik; mengembangkan akal dan rasa percaya diri.
Tidak banyak orang yang mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ingatkah kapan terakhir kali kita bisa mendengarkan dengan tenang? Yang sering kita lakukan adalah menunggu orang berhenti berbicara. Berhentilah berpikir seperti itu, dengarkanlah dengan seksama. Dengan demikian kita pun secara tidak langsung bisa mempelajari karakter si pembicara.
Mementingkan ego sudah pasti akan sangat merugikan. Oleh karena itu hilangkan ego dan bertindaklah yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sekali kita bisa menjadi pendengar yang baik, maka orang lain akan menaruh kepercayaan kepada kita. Pada saat itulah komunikasi dimulai dan kita dapat mengutarakan tujuan sebenarnya.
Saat kita mampu untuk mendengarkan orang lain, maka hal itu akan memperkaya diri sendiri selamanya. Dan ada keterampilan mendasar yang begitu penting dalam aspek kehidupan dan karier maupun bisnis, yaitu "mendengarkan". Bila kita bersedia mendengarkan maka akan mendengar suara-suara yang tak terucapkan. Kita dianugerahi sepasang telinga untuk mendengar, dan sebongkah hati untuk mendengarkan. Gunakan itu, maka kita akan menemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi, termasuk spasi di antara dua buah kata
Tidak banyak orang yang mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ingatkah kapan terakhir kali kita bisa mendengarkan dengan tenang? Yang sering kita lakukan adalah menunggu orang berhenti berbicara. Berhentilah berpikir seperti itu, dengarkanlah dengan seksama. Dengan demikian kita pun secara tidak langsung bisa mempelajari karakter si pembicara.
Mementingkan ego sudah pasti akan sangat merugikan. Oleh karena itu hilangkan ego dan bertindaklah yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sekali kita bisa menjadi pendengar yang baik, maka orang lain akan menaruh kepercayaan kepada kita. Pada saat itulah komunikasi dimulai dan kita dapat mengutarakan tujuan sebenarnya.
Saat kita mampu untuk mendengarkan orang lain, maka hal itu akan memperkaya diri sendiri selamanya. Dan ada keterampilan mendasar yang begitu penting dalam aspek kehidupan dan karier maupun bisnis, yaitu "mendengarkan". Bila kita bersedia mendengarkan maka akan mendengar suara-suara yang tak terucapkan. Kita dianugerahi sepasang telinga untuk mendengar, dan sebongkah hati untuk mendengarkan. Gunakan itu, maka kita akan menemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi, termasuk spasi di antara dua buah kata
“ Mendengarkan lebih baik dari hanya Mendengar “
Sinar Kudus Pulang Kampung
Meski sudah berakhir, tentunya kita belum lupa dengan drama Sinar Kudus yang sempat menjadi berita internasional. Setelah 46 hari disandera oleh perompak Somalia, kapal berikut 20 Anak Buah Kapal (ABK)-nya telah dibebaskan. Setelah diperbaiki dan berganti awak kapal, pengiriman muatan Ferronikel sebanyak 8,300MT menuju Rotterdam, Belanda pun dilanjutkan. Sementara, awak kapal yang sempat disandera dipulangkan.
Setelah membongkar seluruh muatan pada 17Jun/04:24PM di Rotterdam, Sinar Kudus melanjutkan pelayaran menuju Bilbao dan Rijeka untuk memuat 5,697.3MT Steel Products dengan tujuan Jabal Ali, Al Hamriyah, Doha dan Chennai.
Perjalanan kemudian diteruskan ke Triconmalee untuk membawa muatan 8,200MT Wheat Bran Pallets dengan tujuan bongkar di
pelabuhanPelabuhan: lingkungan kerja yang terdiri dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas tempat berlabuh dan bertambatnya kapal untuk terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari moda transportasi laut ke moda transportasi lainnya, atau sebaliknya. Kepelabuhanan adalah meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang, dan atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan Intra dan atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional secara fisik Haiphong. Proses bongkar berlangsung selama 14 hari yang berjalan lancar meski sempat terganggu oleh cuaca yang cukup ekstrim.
Kemudian, Ho Chi Minh menjadi pelabuhan tujuan muat berikutnya untuk membawa beras sebanyak 8,300MT dengan pemilik barang Vinafood II dan BULOG sebagai penerimanya, adapun tujuan bongkar di pelabuhan Panjang, Lampung.
Kapal Sinar Kudus yang berbendera Indonesia merupakan kapal general kargo twin decker buatan tahun 1999 dengan
DWTDWT: Suatu unit kapasitas kapal untuk kargo, bahan bakar, barang dan awak kapal, yang diukur dalam satuan ton yang setara dengan 1.000kg. Berat mati (dwt) kapal adalah total berat yang dapat dibawa oleh kapal saat proses pemuatan barang 8,911 bertolak dari dermaga Ho Chi Minh, Vietnam pada Senin 24Oct/01:34PM setelah beberapa hari melaksanakan loading muatan beras. Kapal inipun melanjutkan perjalanan selama 5 hari melewati Lautan China Selatan dan menyusuri pantai timur Sumatera menuju dermaga Pelabuhan Panjang, Lampung.
Namun beberapa hari sebelum rencana kedatangan kapal di Pelabuhan Panjang. Aktivitas bongkar-muat sempat terhambat akibat demo sejumlah pemilik truk yang biasanya beroperasi mengangkut garam, akan tetapi kembali normal setelah selama hampir enam jam terganggu.
Jumat 28Oct/04:12PM, Sinar Kudus bersandar di dermaga Pelabuhan Panjang. Kapal yang saat ini berada dibawah pengoperasian Divisi Breakbulk telah melaksanakan proses discharging atau membongkar muatan beras dari palka kapal. Proses bongkar muatan beras ini berlangsung sekitar 9 hari dengan agen Samudera Indonesia cabang Panjang dan menunjuk PBM serta tally independent setempat. Beras yang telah dibongkar kemudian ditampung di Depot: Tempat penumpukan container kosong logistik setempat yang selanjutnya dipergunakan sebagai salah satu program BULOG di wilayah Lampung dan sekitarnya. Kegiatan inipun sebagai wujud kepedulian kita dalam mendukung pemerataan pembangunan nasional ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya dalam pendistribusian beras ke daerah tujuan.
Oleh karena frekuensi pengoperasian kapal sebagai sarana pengangkutan cenderung tinggi, sehingga resiko kemungkinan terjadinya kerusakan juga akan meningkat. Maka untuk mengantisipasi resiko yang muncul dari hal tersebut, diperlukan adanya tindakan perawatan menyeluruh secara berkala. Dan saat ini adalah waktunya untuk melakukan perawatan secara menyeluruh. Setelah proses discharging selesai, kapal Sinar Kudus berangkat 07Nov/02:40AM dari Pelabuhan Panjang menuju Tg Priok dan tiba 07Nov/01:42PM untuk melakukan kegiatan docking selama 14 hari. (Tias-Breakbulk Div.)
“Apapun tantangannya selalu ada kesempatan baru”
Kelemahan Bukan Minoritas
Setiap manusia dianugerahi kebisaan atau kemampuan bahkan ketrampilan yang berbeda-beda tetapi tidak untuk ditertawakan serta dicela. Kebiasaan atau kemampuan dan ketrampilan, ada yang disadari dan ada pula yang tidak. Ketika kita menyadari semua itu maka sebagian akan menekuni dan mengembangkannya semaksimal mungkin tetapi ada pula yang mengabaikannya bahkan menghilangkan seolah-olah tidak pernah memilikinya. Salah satu penyebab sulitnya menerima kelebihan kita, kadangkala karena tidak mau mengakui dan ingin lebih dalam hal yang lain.
Kita lihat terlebih dahulu tentang kelebihan. Kelebihan adalah suatu kemampuan karakteristik atau ciri tentang diri yang kita anggap lebih baik daripada kemampuan-kemampuan atau aspek-aspek lain dalam diri kita. Karena tidak semua bisa kita lakukan, bukan berarti kita tidak bisa melatih kelemahan yang ada namun kita tidak boleh terpaku dengan kelemahan-kelemahan yang kita punya bahkan menyesalinya. Yang harus kita lakukan adalah mengembangkan kebisaan kita dan jangan terpaku pada kelemahan yang kita punya karena itu tidak akan menyelesaikan masalah malahan akan membuang waktu saja. Tidak ada keluhan dalam menjalani hidup karena hanya keceriaanlah yang terbaik. Ketika kita menertawakan seseorang akan kelebihannya, tanpa sadar kita mengakui kelebihan yang dimilikinya dan semakin menyadari ketidakmampuan kita. Sepantasnyalah kita selalu ingat sebelum menertawakan dan biarkan mereka menertawakan karena ada lebih banyak lagi orang yang kagum.
Kekurangan adalah kemampuan yang sebenarnya kita harapkan untuk lebih baik dari kondisi sesungguhnya namun ternyata tidak. Jadi yang kita anggap kurang, biasanya hal yang kita inginkan lebih baik. Kekurangan ini biasanya melahirkan rasa malu dan rasa minder atau rendah diri. Galilah selalu potensi diri, kenalilah diri lebih dalam dan lebih jauh karena disana akan kita dapati sesuatu yang tak terduga yang akan menjadi kelebihan dan keunikan diri sendiri dibandingkan orang lain. Keunikan ini tidak melulu harus mayoritas, keunikan minoritaspun tak perlu membuat kita malu.
Definisi minoritas umumnya hanya menyangkut jumlah. Suatu kelompok dikatakan sebagai minoritas apabila jumlah anggota kelompok tersebut secara signifikan jauh lebih kecil daripada kelompok lain di dalam komunitas. Akan tetapi pengertian minoritas tidak selalu terkait dengan jumlah anggota. Suatu kelompok akan dianggap kelompok minoritas apabila anggota-anggotanya memiliki kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang lemah terhadap kehidupannya sendiri dibanding anggota-anggota kelompok dominan. Jadi, bisa saja suatu kelompok secara jumlah anggota merupakan mayoritas tetapi dikatakan sebagai kelompok minoritas karena kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang dimiliki lebih kecil daripada kelompok yang jumlah anggotanya lebih sedikit.
Definisi minoritas umumnya hanya menyangkut jumlah. Suatu kelompok dikatakan sebagai minoritas apabila jumlah anggota kelompok tersebut secara signifikan jauh lebih kecil daripada kelompok lain di dalam komunitas. Akan tetapi pengertian minoritas tidak selalu terkait dengan jumlah anggota. Suatu kelompok akan dianggap kelompok minoritas apabila anggota-anggotanya memiliki kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang lemah terhadap kehidupannya sendiri dibanding anggota-anggota kelompok dominan. Jadi, bisa saja suatu kelompok secara jumlah anggota merupakan mayoritas tetapi dikatakan sebagai kelompok minoritas karena kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang dimiliki lebih kecil daripada kelompok yang jumlah anggotanya lebih sedikit.
Dalam kondisi peradaban yang dinamis, setiap kelompok minoritas tidak menyatukan diri dengan kelompok mayoritas. Mereka tetap mempertahankan identitasnya namun dapat hidup berbaur dengan kelompok lain dengan baik. Kondisi seperti ini merupakan kondisi yang ingin dicapai dalam kehidupan bermasyarakat. Semua diharapkan tetap menunjukkan jati dirinya dengan tetap mempertahankan identitas masing-masing namun bisa dan mampu bergaul secara baik dengan mayoritas.
Kembali pada tulisan di awal, tidak semua bisa kita lakukan. Namun bukan berarti harus mundur. Kita jelas bisa melihat bahwa kita tidak diciptakan sama dalam hal jenis dan tingkat kemampuan, bukan saja kita perlu menoleransi keberadaan atau kehadiran seseorang yang lebih lemah dari diri kita, memandang manusia bukan dari segi kegunaannya saja tapi dari segi bahwa dia adalah orang yang diciptakan dan ditempatkan di samping kita yang mesti juga dihormati. Sebaiknya kita memberikan bantuan kepada yang kita anggap lebih lemah, jangan malah melecehkan atau membuangnya.
Kita tidak dapat berkata bahwa kita tidak membutuhkan siapapun atau apapun karena justru dengan keragaman kebisaan itulah yang menjadikan kita saling melengkapi, saling memberikan penghormatan dan saling memperhatikan supaya tidak terjadi perpecahan.
Setiap orang pasti ada kekurangan dan kelebihannya tetapi seringkali kita cenderung ingin menjadi orang di luar dari diri kita.
*** Jadilah dirimu jangan jadi diri orang lain dan jadilah dirimu yang terbaik ***
Subscribe to:
Comments (Atom)