Keberhasilan tak meluncur begitu saja saat kita menengadahkan tangan untuk meminta. Bahkan ia tak selalu datang meski peluh telah membanjiri tengkuk. Sungguh, semua keberhasilan itu membutuhkan ketekunan dan upaya yang tak kenal patah. Kita takkan pernah tahu di langkah yang ke berapa keberhasilan menampakkan wujudnya. Andaikan kita memutuskan untuk berhenti di langkah ke seribu, mungkin keberhasilan sedang menunggu cuma satu langkah di depan. Maka tiada yang patut dilakukan selain terus berjalan karena setiap langkah akan memperkuat diri kita.
Agar tak mudah putus asa, kita harus selalu memulai langkah pertama dari garis start yang tepat yaitu HATI. Segala sesuatu yang berasal dari HATI akan memuliakan pikiran dan membersihkan tindakan. Maka, setiap langkah akan menaikkan nilai diri.
Satu hal yang menarik, sebagian orang merasa suntuk dengan pekerjaannya. Mereka mengeluh, tertekan bahkan sebagian orang membencinya. Sebenarnya orang ingin melakukan apa yang mereka senangi, namun khawatir itu bukanlah jalan menuju keberhasilan karier. Sudah terlalu menancap dalam benak mereka bahwa kerja bukanlah kesenangan, apalagi kecintaan. Karier dan kerja adalah jerat yang menjauhkan mereka dari kehidupan yang diangankan. Namun, mereka harus terus bekerja demi angan-angan itu sendiri. Sebuah lingkaran paradoks yang tak bertepi.
Harus diakui, kita memiliki siklus gairah kerja. Saat kita menerima pekerjaan baru yang penuh tantangan, gairah kerja serasa melonjak. Namun, ketika rasa bosan mulai datang, gairah kerja turun perlahan-lahan. Bila hal ini tidak segera diatasi maka gairah kerja akan meluncur deras hingga tanpa disadari kita telah kehilangannya. Adalah hal yang positif bila kita bisa mengetahui bahwa gairah kerja kita berada di siklus menurun. Di saat inilah kita perlu memompakan semangat baru agar kembali naik atau setidaknya bertahan.
Rasa bosan dan tak bergairah biasanya dikarenakan buntunya kreativitas. Pelajarilah ketrampilan dan pengetahuan baru. Temukan minat-minat yang membuat daya hidup menjadi terang kembali. Begitu daya hidup mulai menyala maka kreativitas dan gairah kerja pun muncul.
Carilah inspirasi dari mereka yang memiliki gairah tinggi. Bila kita berdiri di dekat api maka akan merasakan kehangatannya. Jangan biarkan rasa malas tumbuh dengan subur. Menjauhlah dari para pengeluh dan pesimis. Kita tentu tak mau dicap sebagai pemalas, loyo dan tak bertenaga. Integritas adalah motivasi internal yang paling ampuh untuk memacu gairah kerja. Bila kita mampu menumbuhkan kebutuhan akan integritas pribadi yang tinggi, maka seluruh hal negatif yang mempengaruhi dapat kita atasi dengan mudah.
Dalam cinta, orang akan mengerjakan lebih dari sekedar "baik". Lalu mengapa sebagian orang hanya mengejar sebuah keberhasilan karier? Tidakkah cukup bagi mereka untuk melakukan yang terbaik dan mereguk kegembiraan bagi kehidupan sehari-hari? Tidakkah kita pahami bahwa keberhasilan sebenarnya lebih menyukai orang-orang yang mencintai setiap karya hasil jerih payahnya sendiri? Dan, setetes keringat pun jadi lebih berkilauan ketimbang permata berlian … eh kalau yang ini terlalu berlebihan.
Bila tak mencintai pekerjaan kita, maka cintailah rekan-rekan yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menyenangkan. Bila tak bisa juga mencintai rekan-rekan kerja, maka cintailah suasana dan gedung kantor. Ini mendorong kita untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh kita juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila kita tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun yang bisa kita cintai dari lingkungan kerja seperti: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding atau gumpalan awan dari balik jendela … Apa saja …
Sebenarnya telah ditemukan beberapa "tanda-tanda penting" untuk mengukur kesehatan emosional dari sebuah perusahaan. Hal ini sangat mempengaruhi kepuasan karyawan dan produktivitas usaha. Adapun elemen utama untuk mengukurnya adalah vitalitas, integritas, toleransi, penghargaan dan kebebasan. Perusahaan yang mempunyai lingkungan yang sehat akan saling menjaga dan memperhatikan sebab kepercayaan serta perhatian adalah aspek terpenting dalam pekerjaan. Jika perusahaan memberikan perhatian pada karyawan, maka kualitaspun akan mengikutinya.
Bila tak juga menemukan yang bisa dicintai dari pekerjaan kita, maka mengapa kita masih berada disini ? Tak ada alasan untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang kita cintai, lalu bekerjalah di sana.
Namun jika kita masih berusaha bertahan dengan pekerjaan tersebut, maka cobalah untuk mengerjakannya dengan penuh rasa cinta. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.
Seperti syair dari Kahlil Gibran
“ Bekerjalah dengan cinta
Jika engkau tidak kuasa,
lebih baik tinggalkan saja
Dan ambillah tempat pada gerbang-gerbang candi
Sekedar meminta sedekah
Kepada mereka
Yang bekerja dengan penuh suka dan cinta …”